Minggu, 03 Juli 2011

Mengobati Migrain dengan Botox dan Akupunktur


           Ada kabar baik bagi penderita migrain. Berdasar studi yang dilakukan Dr. Bertha Miyuki Tamura dan Bobby Chang, ahli medis dari Santo Amaro dan University of Sao Paulo, injeksi lokal Botulinum toxin (Botox) yang diikuti dengan teknik akupunktur mampu menyembuhkan migrain.
Studi ini merupakan hasil eksperimen terhadap 10 perempuan penderita migrain. Setelah 14 hari menjalani terapi, sembilan di antaranya menyatakan bebas dari rasa sakit dan hanya satu yang melaporkan masih merasa sakit.
”Suntikan Botox pada titik-titik akupuntur bisa memberi hasil lebih baik setelah digunakan selama tiga hingga enam bulan,” demikian tulis mereka pada jurnal Dermatologic Surgery terbaru.
Selama ini, Botox memang terbukti mampu mencegah dan mengobati migrain, tapi para ahli medis kerap menyuntikkannya pada titik-titik yang bervariasi pada tubuh pasien. Antara satu pasien dan pasien lain diberi suntikan Botox pada lokasi berbeda.
Sedangkan teknik akupunktur sendiri sudah lama popular, mampu meredakan rasa sakit atau nyeri pada kasus migrain akut. Kombinasi antara suntikan Botox dengan titik-titik akupunktur ini ternyata mampu membuahkan hasil menggembirakan. ”Dengan begini maka setiap dokter bisa mengobati pasiennya dengan formula akupunktur tersendiri,” ujar Dr. Tamura seperti dikutip Reuters Health. Menurutnya, sejak tahun 2000 ia telah menangani 73 pasien migrain dengan teknik ini dan berhasil disembuhkan tanpa terkecuali.

Holistik
”Pada dasarnya pengobatan dengan teknik akupunktur ini bersifat holistik atau keseluruhan. Kalau ada kasus sakit kepala atau migrain maka harus diketahui penyebabnya. Ini tidak seperti pengobatan dalam kedokteran yang hanya menghilangkan nyeri sementara saja,” komentar Putu Oka Sukanta, ahli akupunktur Indonesia saat dihubungi di Jakarta, Kamis (17/7).
Lelaki yang sudah membuka praktik akupunktur sejak 1978 ini menuturkan bahwa sakit kepala dalam dunia akupunktur selalu berusaha diketahui penyebabnya yang bermacam-macam. Pemicu sakit kepala atau migrain bisa berupa gangguan di lambung, pencernaan, gigi, ginjal dan sebagainya. Jadi untuk mengobati sakit kepala dalam teknik akupunktur, harus diketahui lebih dulu penyebabnya secara pasti.
Setelah titik-titik itu diketahui, barulah bisa dilakukan suntikan atau tusukan jarum pada tempat tertentu.”Tidak harus selalu dengan tusukan jarum, akupunktur bisa juga dilakukan hanya dengan rabaan atau sentuhan dan rangsangan,” tambahnya.
Sedangkan ihwal pemberian Botox pada kasus migrain di titik-titik akupunktur, Putu menyebutkan bahwa ada teknik dalam akupunktur yang disebut dengan aquapunktur, yakni menyertakan cairan tertentu dalam suntikan jarum pada tubuh manusia.
Aquapunktur ini dapat menimbulkan efek yang berbeda, tergantung pada titik mana suntikan itu dilakukan. Mayoritas pasien yang ditangani Putu banyak menderita gangguan mental dan saraf, gangguan sistem pencernaan, pernapasan, pergerakan, sampai masalah jerawat dan kelebihan berat tubuh. Belum ada yang khusus mengeluh mengenai pusing atau migrain semata.
”Setiap pasien harus menjalani teknik pendekatan yang berbeda. Ini disebabkan titik pada tubuh manusia yang satu dengan yang lain berbeda-beda, walaupun penyakitnya sama,” tambah Putu yang juga terkenal sebagai penulis ini. Tapi ia juga menyayangkan begitu banyaknya orang yang membuka praktik akupuktur dengan pengetahuan yang pas-pasan. Padahal pengobatan dengan teknik akupunktur harus diikuti dengan pengetahuan keseluruhan mengenai tubuh manusia.
(mer)

0 komentar:

Posting Komentar